Jumat, 30 Maret 2012

Ternyata Segelas Air Bisa Redakan Emosi

Jika Anda tiba-tiba emosi terhadap seseorang atau tidak mampu berpikir jernih untuk menyelesaikan masalah di kantor, cobalah minum segelas air. Bisa jadi emosi itu mendadak meledak lantaran tubuh Anda menderita dehidrasi ringan.

Sebab dehidrasi ringan itu memang dapat mengubah suasana hati. Termasuk, mengurangi tingkat energi dan kemampuan untuk berpikir jernih. Kesimpulan itu merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh tim ahli dari Universitas Connecticut.

"Kehilangan hanya 1,5 persen volume air di dalam tubuh akibat kegiatan sehari-harii saja dapat mengubah suasana hati, terutama pada perempuan. Mereka lebih rentan terhadap efek merugikan dari dehidrasi ringan," ujar Harris Lieberman, salah satu peneliti, seperti dikutip dari Daily Mail.

Pengujian menunjukkan bahwa, baik saat berolahraga atau hanya duduk, dehidrasi ringan yang terjadi menimbulkan efek yang sama. Rasa haus memang tidak akan muncul sampai kita mencapai 1-2 persen dehidrasi.

"Tapi, ketika dehidrasi sampai pada tahap itu, efek negatif akan terasa pada pikiran dan kerja tubuh kita," ujar Lawrence Armstrong, kepala peneliti.

Dehidrasi dapat terjadi pada semua orang, tak terkecuali mereka yang bekerja sepanjang hari di depan komputer. Sementara itu, orang yang sedang berolahraga juga akan kehilangan 8 persen volume air dalam tubuhnya.

Hal ini didapatkan setelah para peneliti melakukan serangkaian tes pada beberapa orang untuk mengukur kewaspadaan, konsentrasi, waktu reaksi, belajar, memori, dan penalaran. Hasilnya lalu dibandingkan terhadap kelompok orang yang tidak mengalami dehidrasi.

Pada perempuan muda, dehidrasi ringan dapat menyebabkan sakit kepala, kelelahan, dan sulit berkonsentrasi. Perempuan yang menderita dehidrasi ringan cenderung menganggap, tugas yang ada sulit untuk diselesaikan, meskipun mereka tidak mengalami pengurangan kemampuan kognitif.

Sedangkan pada pria, dehidrasi ringan menyebabkan beberapa kesulitan menyelesaikan tugas mental. Terutama, kewaspadaan dan kerja memori, serta mengalami kelelahan, ketegangan, dan kecemasan.

Perubahan suasana hati secara substansi terjadi lebih besar pada wanita dibandingkan pada pria, baik saat istirahat maupun saat berolahraga. Untuk itu, jangan lupa untuk selalu memenuhi kebutuhan kadar air agar tubuh terhidrasi dengan baik.
Sumber : http://artikel-sains.blogspot.com/2012/02/ternyata-segelas-air-bisa-redakan-emosi.html

Bocah Ajaib yang Bisa Melihat dengan Telinga


Ajaib !! Anak kecil ini memang buta, namun bisa melihat dengan telinganya.Inilah yang disebut Tuhan tidak pernah menguji manusia melebihi batas kemampuannya.Dengan dikuranginya satu kemampuan,maka lahirlah kemampuan yang lain.

Bocah berusia 7 tahun ini mengalami kebutaan. Dan diberi julukan Batboy, karena ia telah belajar bagaimana untuk “melihat” dengan menggunakan telinganya. Lucas Murray, yang dilahirkan buta, diyakini menjadi yang pertama di Britania untuk menggunakan gema untuk memvisualisasikan lingkungannya.

Dia mengklik lidahnya di langit-langit mulutnya, dan menemukan di mana objek didasarkan pada bagaimana bunyi memantul kembali. Teknik yang luar biasa memungkinkan dia untuk berjalan di sekitar taman bermain, bermain basket, dan bahkan pergi panjat tebing.

“Saya sangat menyukai sistem mengklik tapi cukup sulit untuk belajar,” Matahari mengutip dia yang mengatakan. “Aku suka basket. Saya bisa menggunakan klik untuk mencari tahu di mana lingkaran itu adalah diriku sendiri dan melemparkan bola melalui, “jelasnya.

The echolocation Teknik ini mirip dengan yang digunakan oleh kelelawar dan lumba-lumba, dan anak kecil dapat menghitung seberapa jauh suatu objek adalah dengan waktu yang diperlukan untuk kembali gema.

Intensitasnya mengatakan kepadanya bahwa ukuran objek, dan posisi yang ditentukan melalui suara mencapai telinga pertama.


Ia bahkan dapat bekerja keluar gerakan melalui lapangan – dengan echo lebih rendah jika objek bergerak jauh dan lebih tinggi jika semakin dekat.

Anak juga menggunakan tongkat dan memiliki memori yang besar untuk tempat dia sudah “mengamati” dengan telinganya.
Ia buta California diajarkan oleh Daniel Kish, 41, yang mendirikan World Akses untuk Yang Buta amal.

Murray orangtua Sarah dan Iain, dari Poole di Dorset, melihat Daniel di TV dan memintanya untuk dikunjungi.

“Lucas belajar intens echolocation dalam tiga hari dua tahun lalu,” Sarah, 33, berkata.

“Sekarang dia begitu mandiri dia tidak perlu meminta bantuan apapun yang normal lebih dari tujuh tahun akan,” ia menambahkan.



Sumber : http://artikel-sains.blogspot.com/2012/02/bocah-ajaib-yang-bisa-melihat-dengan.html

Misteri Kawah Kembar di Mars

Wahana ruang angkasa HiRISE milik Badan Antariksa Jepang (JAXA) merekam kawah kembar dan berdempetan di permukaan Mars yang lebarnya hampir sama.

Hal tersebut menimbulkan spekulasi bagaimana kedua kawah dapat terbentuk demikain. Salah satu hipotesa untuk mengungkap misteri kawah kembar Mars adalah terjadinya hantaman oleh dua meteorit sekaligus.


"Jika sebuah tubrukan terjadi satu per satu, kawah baru akan di atas kawah yang lama. Tapi ini sangat simetris, jadi mereka tercipta pada saat yang sama," kata Ian O'Neill, kontributor Discovery News.

Pertanyaannya, bagaimana hal itu terjadi? Awalnya meteor itu mungkin hanya satu, tapi kemudian terbelah menjadi dua ketika masuk ke dalam atmosfer Mars. Kebetulan, kedua belahan itu berukuran hampir sama dan jatuh di tempat yang sangat dekat, bahkan saling berdampingan.

Tercatat pada situs web HiRISE kalau asteroid dan komet bisa terpecah jadi dua ketika masuk ke dalam atmosfer sebuah planet. Asteroid Itokawa, yang dikunjungi oleh Hayabusa, pesawat luar angkasa milik Jepang, punya dua bagian.

Mars bukan hanya punya kawah kembar dua, tapi juga punya kawah kembar tiga. Akan tetapi, kawah kembar tiga ini tidak tampak sejelas kawah kembar dua. "Mungkin karena kawah ini lebih tua dan sudah tergerus," jelas O'Neill.

Namun, bagaimana sebenarnya yang memicu terbentuknya dua kawah kembar tersebut masih menjadi misteri hingga kini.

  

Sumber : http://artikel-sains.blogspot.com/2012/02/misteri-kawah-kembar-di-mars.html